Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan
yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut
adalah : (1) sklera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina.
Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di
sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah
depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya
berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah
koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk
memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang
terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan
syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor
yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Struktur mata manusia berfungsi utama untuk
memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya
sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir
pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk
mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan
perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang
impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.
Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti,
udara, air, melewati kornea dan masuk ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya
kebanyakan terjadi di kornea dimana terdapat pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous
humor tersebut merupakan massa yang jernih yang menghubungkan kornea dengan
lensa mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks dari kornea (penting
untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk endothelium
kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin
berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris
yaitu pupil. Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan
sirkular untuk mempertahankan level yang tetap secara relatif dari cahaya yang
masuk ke mata. Terlalu banyaknya cahaya yang masuk dapat merusak retina. Namun
bila terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat. Lensa yang
berada di belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan cahaya
melewati humour kedua untuk menuju ke retina.
Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh,
susunan otot siliare yang teratur secara sirkular akan akan mendorong lensa dan
membuatnya lebih pipih. Tanpa otot tersebut, lensa akan tetap menjadi lebih
tebal, dan berbentuk lebih konveks. Manusia secara perlahan akan kehilangan
fleksibilitas karena usia, yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk memfokuskan
objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi
lainnya yang mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi,
hipermetropi dan astigmatisma.
Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous
humor yang semua bagiannya dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum
suspensorium dan retina. Dia membiarkan cahaya lewat tanpa refraksi dan
membantu mempertahankan bentuk mata.
Bola mata terbenam dalam corpus adiposum orbitae,
namun terpisah darinya oleh selubung fascia bola mata. Bola mata terdiri atas
tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu :
1. Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas
bagian posterior yang opaque atau sklera dan bagian anterior yang transparan
atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan tampak putih.
Daerah ini relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran
cavum subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan intraokular
meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus menjadi
cekung bila dilihat melalui oftalmoskop.
Sklera juga ditembus oleh n.
ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung
tersambung dengan kornea di depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan,
mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas
lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea
(epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia
propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior
dan (4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.
2. Lamina vasculosa
Dari belakang ke depan disusun
oleh sama dengan : (1) choroidea (terdiri atas lapis luar berpigmen dan lapis
dalam yang sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang bersambung dengan
choroidea dan ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri atas
corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris (3) iris (adalah
diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di pusatnya yaitu
pupil) iris membagi ruang diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan
posterior, serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri atas
serat-serat sirkuler dan radier.
3. Tunica sensoria
(retina)
Retina terdiri atas pars
pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan luarnya melekat pada
choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus vitreum. Tiga perempat
posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior membentuk cincin
berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf berakhir. Bagian
anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel pigmen
dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini
menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris.
Di pusat bagian posterior
retina terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea, merupakan daerah
retina untuk penglihatan paling jelas. Bagian tengahnya berlekuk disebut fovea
sentralis.
Nervus opticus meninggalkan
retina lebih kurang 3 mm medial dari macula lutea melalui discus nervus optici.
Discus nervus optici agak berlekuk di pusatnya yaitu tempat dimana ditembus
oleh a. centralis retinae. Pada discus ini sama sekali tidak ditemui coni dan
bacili, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut sebagai bintik buta.
Pada pengamatan dengan oftalmoskop, bintik buta ini tampak berwarna merah muda
pucat, jauh lebih pucat dari retina di sekitarnya.
Doctorology Indonesia. 2009. Anatomi
mata. http://doctorology.net/?p=105
BAGIAN-BAGIAN
MATA
1. Alis
Alis yaitu
rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi mencegah masuknya
air atau keringat dari dahi ke mata.
2. Bulu Mata
Bulu mata
yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata. Bulu mata
berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.
3.Humor
berair (Cairan berair)
Humor
berair atau cairan berair berfungsi menghasilkan cairan pada mata
|
4.
Humor/badan beningHumor
Badan
Bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa Zat transparan seperti
jeli(agar-agar). Fungsi humor(badan bening) adalah untuk meneruskan cahaya
dari lensa mata ke retina(selaput jala).
|
5. Kelenjar
Air Mata
Kelenjar air
mata terletak dibagian dalam kelopak mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk
menghasilkan cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk mencaga bola mata
agar tetap basah. Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari
benda asing yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih. Contoh benda asing
adalah debu, asap, uap, bawang merah, dan zat-zat yang berbahaya bagi mata.
Oleh karena itu, jika mata terkena benda-benda asing tersebut, maka akan basah
oleh air mata.
6. Kelenjar
Lakrima (Air mata)
Kelenjar air
mata (lakrima) berfungsi Menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang beguna
menjaga kelembapan mata, membersihakan mata dari debu dan membunuh bibit
penyakit yang masuk kedalam mata.
7.Kelopak
Mata
Kelopak mata
terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka dan
meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan
dari benda-benda asing dari luar. Benda-benda tersebut misalnya debu, asap, dan
goresan. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan
cairan. Selain itu juga untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.
8.
KonjungtivaKonjungtiva
Adalah
membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva berfungsi
sebagai membran pelindung pada mata.
|
9. Lapisan
Koroid (lapisan tengah)
Lapisan
koroid atau lapisan tengah terletak diantara sklera dan retina, berwarna
cokelat kehitaman sampai hitam. Lapisan tengah(lapisan koroid) berfungsi
memberi nutrisi pada retina luar. sedang warna gelap koroid berfungsi untuk
mencegah pemantulan sinar. Lapisan yang amat gelap juga berfungsi mencegah
berkas cahaya dipantulkan di sekeliling mata.
|
10.
LensaLensa
terletak ditengah
bola mata, dibelakang anak mata(pupil) dan selaput pelangi(iris). Fungsi
utama lensa adalah memfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar
jatuh tepat pada retina(selaput jala). Dengan demikian mata dapat melihat
dengan jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan untuk menfokuskan jetuhnya
cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut daya
akomodasi. Bila kit mengamati benda yang letaknya dekat, maka mata
berakomodasi dengan kuat. Akibatnya, lensa mata menjadi lebih cembung, dan
bayangan dapat jatuh tepat diretina. Dan apabila kita mengamati benda yang
letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi. Akibatnya, lensa mata berbentuk
pipih. Sebagai contoh pada orang tuan yang berusia 50 tahun, daya akomodasi
lensa mata mulai menurun. Akibatnya, orang tua menjadi sulit untuk melihat
dengan jelas.Lensa mempunyai karakteristik Lunak dan transparan, mengatur
fokus citra. Lensa mata berupa lensa cembung yang kenyal. Fungsi lensa yang
lain juga untuk membentuk bayangan pada retina yang bersifat nyata, terbalik
dan diperkecil.
|
11.
Otot-otot bersilia
Otot-otot
bersilia berfungsi Mengatur bentuk lensa.
|
12. Pupil
(anak mata)
Pupil
berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat ditengah-tengah iris . Pupil
berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yangmasuk
kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya.
Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
|
13. Saraf
Optik (saraf mata)
Saraf Mata
berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang
cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. dengan
demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga
berfungsi Mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang
kuat cahaya dan warna ke otak.
|
14.
Selaput Bening (Kornea)
Selaput
Bening(Kornea) sangat penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi utama
selaput bening (kornea) adalah meneruskan cahaya yang masuk kemata. Cahaya
tesebut diteruskan kebagian mata yang lebih dalam dan berakhir pada selaput
jala atau retina. Karena fungsinya itu, maka selaput bening (kornea)
mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna(bening) dan tidak mempunyai
pembuluh darah. Kornea merupakan bagian mata yang dapat disumbangkan untuk
penyembuhan orang dari kebutaan. Selaput being(kornea) brupa Piringan
Transparan di depan bola mata dan tidak berpembuluh darah. Selaput
Bening(kornea) juga berfungsi sebagai pelindung mata bagian dalam.
|
15.
Sklera/selaput putih
Sklera
atau selaput putih terletak di lapisan luat. SkleraLapisan luar yang keras /
keras. Lapisan ini berwarna putih, kecuali dibagian depan yaitu tidak
berwarna atau bening. Lapisan Sklera berwarna putih terdiri atas serabut
kolagen yang tidak teratur dan tidak berpembuluh darah, kecuali bagian
episklera. Lapisan sklera berfungsi melindungi bola mata. Sklera bagian mata
depan tampak bergelembung dan transparan disebut kornea.
|
16.
Suspensor LigamenSuspensor Ligamen berfungsi menjaga lensa agar selalu pada
tempatnya.
|
17. Uraf
Saraf MataUraf Saraf
Mata
berfungsi menghubungkan mata dengan otak
|
Nasrulbintang. 2008. Bagian Bagian Mata.
http://nasrulbintang.wordpress.com/2008/08/17/bagian-bagian-mata/
Indra pembau berfungsi untuk
menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak
pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium
olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel
penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai
filamen-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius
berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel-sel
olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang yang berupa sebaris sel-sel
epitel silindris berlapis banyak semu.
Dalam lamina propria tunika mukosa
penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan saraf, ditemukan juga
kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar dengan sel-sel seromukosa
yang dengan PAS-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke
epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan bagian
apikal sel-sel penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa
penciuman secara tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor
selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.
Pembau dan pengecap saling bekerja
sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga
hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika
kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut
terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai
rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.
referensi:
Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic
Histology.
Alih bahasa: Histologi dasar,
oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang:
JICA.
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II.
Malang: IKIP Malang.
www.bebas.vlsm.org
Ali, Iqbal . 2008 . Indera Pembau. http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-pembau/
Rongga Hidung
Rongga hidung berfungsi sebagai berikut:
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung, selain itu bulu hidung juga berfungsi untuk menyaring partikel-partikel debu yang kasar yang terdapat dalam lubang hidung sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus.
- Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
- Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.
Arispurnomo. 2010. Anatomi fisiologi
pernafasan atas. http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-pernafasan-atas
Indera Pengecap – Anatomi dan Fungsi
Pancaindera
adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan
tertentu pada manusia. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alit perantara
yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, di
mana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti
sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari
dalam, antara lain lapar, haus dan rasa sakit.
Dalam segala
hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujungakhir-khusus guna
mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu; di mana setiap organ
berhubungan.
Nampaknya,
kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada Iidah, mendengar dengan saraf
dalam telinga, dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan
itu.
Penjelasan tentang rasa sentuhan telah diuraikan pada catatan mengenai kulit.
Penjelasan tentang rasa sentuhan telah diuraikan pada catatan mengenai kulit.
Pada
hekekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus
pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik
Iidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan-kasar yang
sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan,
menekannya pada langit-langit dan gigi. dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah
terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan
keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran Iidah bersentuhan dengan gigi-gigi
bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah.
Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut
frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian
posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait.
Bila dijulurkan, maka ujung Iidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar
mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput
lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu se- hat berwarna
merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi plpil-papil, yang
terdiri atas tiga jenis.
Papillae
sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak
pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang
terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae
ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
Papillae
fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur.
Papilae
filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah.
Organ-ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak
terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata danfungiforum
Papilae
filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan
yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan
puting-puting pengecap.
Ada empat
macam rasa kecapan: manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki
ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf
penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua
makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan
ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap
yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah
memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat pensarafan
dari urat saraf hipoglosus (Saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi
menjadi “perasaan umum”, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan
ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya, dan “rasa pengecap
khusus”.
Impuls
perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut saraf
lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf kranial kelima, sementara impuls
indera pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas
kemudian bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis.
Saraf kranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun impuls perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah.
Saraf kranial kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa, baik impuls perasaan umum, maupun impuls perasaan khusus dari sepertiga posterior lidah.
Dengan
demikian indera pengecapan lidah dilayani oleh saraf kranial kez’ lima, ketujuh
dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf kranial
kedua belas.
Secara
klinik, indera pengecap, seperti juga indera penciuman (lihat di sebelah),
sangat peka dan dapat hilang karena pilek atau gangguan pada mulut, lambung dan
saluran pencernaan. Seorang dokter, yang dapat juga dibantu oleh seorang
perawat, memeriksanya dengan seksama, apakah indera pengecap itu kering atau
lembab, membengkak, lembek dan pucat, atau mengecil dan berwarna merah,
berbulu, pecah atau retak-retak.
Glositis,
atau peradangan lidah, bisa akut ataupun kronis, dengan gejala-gejala berupa
adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul
pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah
lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada pinggirannya. Biasanya,
glositis kronis menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan pemeliharaan
higiene mulut yang baik.
Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.
Lekoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.
Daftar
Pustaka
Anatomi & Fisiologi U.Ps Oleh Evelyn C. Pearce
Anatomi & Fisiologi U.Ps Oleh Evelyn C. Pearce
Artikel Kesehatan. 2010. Indera Pengecap
– Anatomi dan fungsi. http://fkunhas.com/indera-pengecap-anatomi-dan-fungsi-20100710312.html
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.

Stefani Ekky P.D. 2010. Sistem koordinasi dan alat indera manusia. http://stefaniekky.wordpress.com/author/stefaniekky/page/2/
Pada mamalia dan vertebrata yang
lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap
stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor
tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang
kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.
Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring,
walaupun sedikit sekali.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang
tersebar dan ada pula yang berkeompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang
disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila
foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila
fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila
sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila
Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup
pengecap.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari
dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat
silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui
lubang-lubang pengecap (taste pores).
Kuncup-kuncup pengecap pada semua
vertebrata mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf kranial nomor VII,
IX, dan X.
Kuncup-kuncup pengecap dapat
merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah
reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal
lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa
asin.
referensi:
Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic
Histology.
Alih bahasa: Histologi dasar,
oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang:
JICA.
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II.
Malang: IKIP Malang.
www.bebas.vlsm.org
Ali, Iqbal . 2008. Indera Pengecap . http://iqbalali.com/2008/11/12/indera-pengecap/
Indra peraba
merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan
sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat
besar, terutama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:

1. Termoreseptor
(peka terhadap perubahan suhu).
2. Mekanoreseptor
(peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3. Kemoreseptor
(peka terhadap perubahan kimiawi).
4. Osmoreseptor
(peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

1. Ekteroreseptor,
terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau
luar.
2. Proprioreseptor,
berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal.
3. Interoreseptor,
terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

1. Badan
terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe
sel lainnya.
2. Badan akhir
yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf
badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba
antara lain :

Serat saraf
sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan
tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf
bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir,
dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah
serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke
permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin
menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut,
banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel
rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan
jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut
dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus
atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan
banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi
pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan
dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel
merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.

Korpuskulus
peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari,
bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang
menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel
gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel
dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin
maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua
titik yang letaknya berdekatan).

Korpuskulus berlamel (vater pacini)
ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting,
periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya
bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk
yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip
bawang.
Setiap
korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah
kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak
mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun
rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua
alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus
ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

Korpuskulus
gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk
bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula
tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin
kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann.
Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia.
Korpuskel
ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

Korpuskulus
ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai
sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan
organ tendo golgi.
Korpuskulus
ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus
dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang
disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau
kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

Gambar macam-macam reseptor peraba
pada kulit manusia. (sumber: www.bebas.vlsm.org)
referensi:
Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic
Histology.
Alih bahasa: Histologi dasar,
oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang:
JICA.
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II.
Malang: IKIP Malang.
www.bebas.vlsm.org
Indra
pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang
menerima gelombang suara.
2. Telinga
tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang
ke telinga dalam.
3. Telinga
dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung
organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga luar
terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus
akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini
berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi
sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus
terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus
eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku.
Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya
dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah
rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami
modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler
yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna
kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen
berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung
dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh
lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh
epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat
kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast.
Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan
lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga Tengah (kavum tympanikus)
Telinga
tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis)
yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang
martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi).
Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada
permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan
inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran
pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra
ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis
terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran
yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga
tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria
yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga
tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang
mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh
epitel selapis gepeng.
Telinga
tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba
auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi
membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika
menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut
merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena
ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba
auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara
permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga
dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga
tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa
membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan
rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin
tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga
yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput
otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin
membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat
tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun
terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin
terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput)
dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).
Vestibula merupakan
rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis
semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta
ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung
kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus
terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra
keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel
reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel
penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung
butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.
Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan
menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear
yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls
saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis
semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas
belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut
menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan
utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra
keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan
respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista
akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel
penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini
distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat
terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut.
Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls
saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk
bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah
siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan,
mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang
kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan.
Tiga saluran tersebut adalah:



Skala media dipisahkan dengan skala
vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan
skala tympani oleh membran basilaris.
Pada membran
basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel
reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel
penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang
kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan
impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran
suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran
suara memasuki liang telinga ® Menekan
membran tympani ® melintas
melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap
jorong ® Menimbulkan
gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan
membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada
organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
referensi:
Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic
Histology.
Alih bahasa: Histologi dasar,
oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang:
JICA.
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II.
Malang: IKIP Malang.
www.bebas.vlsm.org